Bagaimana Cara Membongkar, Membersihkan, dan Merakit Rem Tromol Sepeda Motor Karisma 125D?
Video ini menjelaskan tentang Cara Membongkar, Membersihkan, dan Merakit Rem Tromol Sepeda Motor Karisma 125D.
Penjelasan Lubang Silinder (Cylinder Bore) pada Motor Bakar Torak
Lubang silinder (Cylinder bores) merupakan komponen utama yang sangat penting pada blok silinder. Lubang silinder bekerja sebagai penuntun (guide) dan sebagai permukaan penyegel bagi torak beserta cincin torak yang bergerak meluncur, ketelitian pengerjaan dengan mesinnya harus betul-betul meminimalisir ketidakbulatan dan juga efek tirus, dan untuk memastikan bahwa lubang silinder betul-betul pada sudut yang tepat terhadap crankshaft dan dek atas dari blok silinder.
Lubang silinder juga harus dikontrol secara hati-hati pada saat menghaluskan permukaannya, karena permukaan yang terlalu kasar akan mengakibatkan keausan, dan permukaan yang terlalu halus akan mengganggu berputarnya motor. Penghalusan permukaan yang cocok biasanya diperoleh dengan perlakuan pengasahan akhir (final honing) untuk menghasilkan arsir-silang (cross-hatched finish), yang akan menahan oli pada lubang silinder untuk melumasi torak, dan ini akan mereduksi kerugian gesek.
Lubang silinder juga harus dikontrol secara hati-hati pada saat menghaluskan permukaannya, karena permukaan yang terlalu kasar akan mengakibatkan keausan, dan permukaan yang terlalu halus akan mengganggu berputarnya motor. Penghalusan permukaan yang cocok biasanya diperoleh dengan perlakuan pengasahan akhir (final honing) untuk menghasilkan arsir-silang (cross-hatched finish), yang akan menahan oli pada lubang silinder untuk melumasi torak, dan ini akan mereduksi kerugian gesek.
Penjelasan Konstruksi Blok Silinder pada Motor Bakar Torak
Konstruksi blok silinder ada dalam dua bentuk. Konstruksi Closed-deck adalah jenis yang telah lama digunakan, jenis ini menyerupai kotak tinggi menutup cylinder barrels yang juga bertindak sebagai coolant jacket. Saluran pemindah dipasangkan di bagian permukaan atas atau pada dek tertutup blok silinder, ini memungkinkan sirkulasi cairan pendingin menuju kepala silinder. Pada konstruksi Open-deck, cylinder barrels berdiri tegak dengan bebas tersemat hanya pada dek bawah dari blok silinder, dimana dalam penggunaan sebelumnya mempergunakan cylinder liner yang dapat dilepas yang mengakibatkan konstruksinya tidak terlalu rigid. Meskipun begitu, konstruksi Open-deck memiliki kerumitan yang lebih rendah daripada Closed-deck pada saat proses pengecoran (casting). Dimana Gravity Sand Casting digunakan, memudahkan penerasan untuk cetakan dimana logam dituangkan. Bagaimanapun, penggunaan bahan meningkat pada aluminum campuran, daripada besi cor abu-abu, untuk blok silinder dan crankcase pada motor modern dengan berat yang lebih ringan, mengawali proses produksi yang menggunakan high-pressure die casting dengan maksud untuk menghemat biaya produksi massa. Semenjak metode metode pengecoran ini membutuhkan pengunaan cetakan baja daripada cetakan pasir, kebutuhan untuk penarikan kembali konstruksi Open-deck dengan inti baja menjadi sangat diperlukan. Juga, cylinder liner mungkin dicor secara langsung ke dalam blok silinder untuk memulihkan ketegaran struktur. Konstruksi Open-deck lebih lanjut memungkinkan untuk dilakukan inspeksi coolant jacket terhadap endapan yang terkumpul. Sedangkan pada blok silinder konstruksi Closed-deck memerlukan tambahan plat penutup yang dapat dilepas untuk melakukan inspeksi coolant jacket.
Penjelasan Interval Pengapian pada Motor In-line, Boxer, dan V
Susunan crankhrows juga ditentukan oleh keperluan untuk interval (waktu jeda) pengapian yang tetap pada silinder-silinder dan juga untuk memberi jarak impuls daya yang berturut-turut sejauh mungkin sepanjang crankshaft, jadi ini seraya mengurangi defleksi (pembelokan) puntiran atau efek memuntir. Untuk motor empat- langkah manapun, interval pengapian yang tetap diperoleh dari 720̊ dibagi jumlah silinder.
Untuk motor in-line empat-silinder, crankthrows pertama dan keempat disusun pada satu sisi dari crankshaft, dan crankthrows kedua dan ketiga pada sisi yang lainnya. Urutan pengapian pada motor ini, diurutkan dari depan, yaitu 1-3-4-2 atau 1-2-4-3 pada interval 180̊. Dengan cara yang sama, dalam kasus motor in-line
enam-silinder, crankthrows diberi jarak dalam pasangan dengan sebuah sudut 120̊ antar masing-masing. Karena itu, crankthrows pertama dan keenam sepasang, begitu juga yang kedua dan kelima, dan demikian juga ketiga dan keempat. Urutan pengapian mungkin kemudian tidak begitu berdekatan antar silinder dalam rangkaian pengapian, yaitu 1-5-3-6-2-4 atau 1-4-2-6-3-5 pada interval 120̊.
Untuk motor in-line empat-silinder, crankthrows pertama dan keempat disusun pada satu sisi dari crankshaft, dan crankthrows kedua dan ketiga pada sisi yang lainnya. Urutan pengapian pada motor ini, diurutkan dari depan, yaitu 1-3-4-2 atau 1-2-4-3 pada interval 180̊. Dengan cara yang sama, dalam kasus motor in-line
enam-silinder, crankthrows diberi jarak dalam pasangan dengan sebuah sudut 120̊ antar masing-masing. Karena itu, crankthrows pertama dan keenam sepasang, begitu juga yang kedua dan kelima, dan demikian juga ketiga dan keempat. Urutan pengapian mungkin kemudian tidak begitu berdekatan antar silinder dalam rangkaian pengapian, yaitu 1-5-3-6-2-4 atau 1-4-2-6-3-5 pada interval 120̊.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Popular Courses
- Wheel Alignment: Caster/Camber Adjustment
- Fungsi dan Cara Kerja Ackermann Steering Geometry pada Kendaraan
- Definisi dan Penghitungan Piston Displacement (berdasarkan Spesifikasi Mesin)
- Analisis dan Tutorial Cara Penyetelan Celah Katup Mesin Isuzu 4JB1 Diesel Engine
- Penjelasan Daya Indikator dan Kurva Daya Efektif pada Motor/Mesin